Pengaruh Globalisasi Terhadap Perilaku Pelajar

Halo temen-temen, kembali lagi bersama saya Tebe Pelajar Absurd. Kali ini saya akan berbagi tentang 'Pengaruh Globalisasi Terhadap Perilaku Pelajar'. Yang ditulis oleh http://vincentdr.weebly.com/ cekidot aja yu.. 


Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif) juga menjadi penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya sedemikian cepat dan mudah saling bertukar tempat dan saling memengaruhi satu sama lain. Termasuk budaya hidup barat yang liberal dan bebas merasuki budaya ketimuran yang lebih cenderung teratur dan terpelihara oleh nilai-nilai agama. Dampak negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan yang cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Dapat di contohkan mulai dari hal kecil seperti anak-anak sekolah yang membolos pada jam pelajaran, sampai dengan korupsi. Selain itu terdapat pula tindakan-tindakan kriminal yang setiap hari biasa kita lihat. Hal ini membuktikan bahwa krisis moral telah dan sedang melanda bangsa ini. Kita sebagai mahasiswa harus turut andil dalam memahami gejolak-gejolak globalisasi yang sudah melanda pada saat ini.Globalisasi pada hakikatnya merupakan suatu proses dari gagasan yang dimunculkan kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.  Globalisasi ini memiliki dampak positif dan dampak negatif .


Dampak positif dari globalisasi ini sangat baik untuk di tiru oleh para remaja saat ini. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Remaja akan lebih mudah mendapatkan info.
2. Remaja dapat memperoleh pengetahuan lebih mudah dan cepat.
3. Remaja akan lebih cepat berkembang dalam menghadapi teknologi yang terus berkembang.

Dampak "globalisasi" atau "kesejagadan" tentu ada pengaruh positif pada remaja saat ini. Seyogyanya remaja sudah diberi pengetahuan dan bekal untuk dapat membedakan dan memilih mana-mana yang baik dan benar dan mana-mana yang tidak baik dan tidak sesuai. Sehingga globalisasi memberikan manfaat sebesar-besarnya membuat remaja terbuka cakrawalanya dan tidak picik serta "chauvinistic" bahwa dunia ini adalah milik umat manusia bukan milik golongan bangsa tertentu, golongan yang berideologi tertentu, golongan yang beragama tertentu ! Dunia adalah milik umat manusia keseluruhannya.

Sedangkan Dampak negatif dari globalisasi. Dampak ini buruk bagi perkembangan remaja saat ini. Dampaknya adalah sebagai berikut :
1.Terserang virus sms atau chat di internet atau handphone.
2.Terserang virus pornografi dan pornoaksi yang banyak menyebar dari perkembangan teknologi.
3. Karena remaja berkembang terlalu cepat, maka sang remaja cepat dewasanya.

     Jika dilihat dari segi sistem pendidikan yang ada di Inonesia, sistem pendidikan kita selama ini masih lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada penguasaan kognitif akademis. Sementara afektif danpsikomotorik seolah-olah dinomorduakan. Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin tata krama, sopan santun, dan etika moral.

Sedikit melihat kehidupan Indonesia tempo dulu. Sejak dulu, Indonesia sudah dikenal di seluruh penjuru dunia sebagai negeri yang ramah, sopan, dan berbudi. Karena hal itu lah banyak orang-orang asing kagum dan tertarik untuk berkunjung ke negara kita. Melihat kehidupan masyarakat pedesaan yang penuh ketenangan dan kedamaian menjadi cermin perilaku masyarkat Indonesia. Praktek tolong-menolong atau gotong-royong masih melekat kuat dalam diri dan kebiasaan masyarakat desa.

Namun yang terjadi di Indonesia saat ini adalah generasi muda lebih tertarik akan adat kebiasaan negeri lain yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat istiadat dan etika bangsa kita. Mereka menganggap lebih keren dan modern, baik itu gaya hidup maupun tingkah lakunya. Karena hal itulah, timbul pergaulan bebas di kalangan remaja (pelajar) dan mempengaruhi pikiran serta tingkah laku generasi muda. Merosotnya moral pada generasi muda membuat Indonesia akan semakin terpuruk dan memiliki masa depan yang suram.

Berikut ada beberapa fakta mengenai menurunnya etika dan moral pelajar/ mahasiswa yang di dapat dari berbagai masyarakat:
   1. 15-20 persen dari remaja di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah
   2. 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya
   3. Hingga Juni 2009 telah tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV positif di Indonesia, dengan 78,8 persen dari kasus-kasus baru yang terlaporkan berasal dari usia 15-29 tahun
   4. Diperkirakan terdapat sekitar 270.000 pekerja seks perempuan yang ada di Indonesia, di mana lebih dari 60 persen adalah berusia 24 tahun atau kurang, dan 30 persen berusia 15 tahun atau kurang
   5. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia di mana 20 persen diantaranya adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja
   6. Berdasarkan data kepolisian, setiap tahun penggunaan narkoba selalu naik. Korban paling banyak berasal dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang atau 19% dari keseluruhan pengguna.
   7. Jumlah kasus kriminal yang dilakukan anak-anak dan remaja tercatat 1.150 sementara pada 2008 hanya 713 kasus.Ini berarti ada peningkatan 437 kasus. Jenis kasus kejahatan itu antara lain pencurian, narkoba,pembunuhan dan pemerkosaan.
   8. Sejak Januari hingga Oktober 2009, Kriminalitas yang dilakukan oleh remaja meningkat 35% dibandingkan                tahun     sebelumnya, Pelakunya rata-rata berusia 13 hingga 17 tahun.

Sumber: Warta warga Universitas Gunadarma Jakarta

Dari beberapa fenomena yang telah dipaparkan di atas, jelas bahwa kondisi pelajar di Indonesia saat ini terlihat bahwa semakin bobroknya etika, moral, dan akhlak bangsa Indonesia.
Selain itu, dapat pula kita ketahui bahwa terdapat beberapa faktor dari adanya globalisasi, antara lain adalah:
  1. Masuknya pola pergaulan budaya asing atau budaya barat, seperti anak-anak sekolah yang bermain sampai malam (misalnya ke café) tanpa sepengetahuan orang tuanya.
  2. Perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas budi pekerti pelajar. Padahal perkembangan teknologi memang sangat dibutuhkan bangsa ini untuk dapat terus bersaing di era globalisasi
  3. Derasnya arus media komunikasi yang masuk ke Indonesia. Bisa dicontohkan seperti handphone yang dilengkapi dengan fitur-fitur yang canggih seperti kamera, video, internet, dan juga yang sedang menjadi trend para pelajar saat ini adalah BBM, line, dan lain sebagainya.
  4. Cara berpakaian anak muda dalam hal ini atau pelajar yang sekarang tidak lagi menjunjung tinggi nilai kesopanan, kebanyakan mereka berpakaian secara minim dan ketat. Dapat dicontohkan saja seragam sekolah yang mereka pakai ketika di sekolah. Pakaian seragam yang harusnya formal, kadang dibuat “neko-neko”, seperti baju yang dibuat ketat, dan rok yang dibuat lebih pendek.
Dari faktor diatas dapat kita ketahui bahwa kebudayaan barat mudah sekali keluar masuk ke Indonesia secara bebas. Sehingga menyebabkan kebudayaan yang ada di Indonesia semakin luntur, dan nilai-nilai Pancasila tidak lagi dijadikan sebagai pedoman hidup generasi muda Indonesia.

Krisis moral terjadi juga karena nilai-nilai Pancasila sekarang ini mulai luntur dan tidak lagi diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Pancasila yang seharusnya sebagai pedoman hidup dan falsafah bangsa kini hanya sebagai semboyan belaka. Dalam bertindak, kebanyakan orang sudah tidak mengindahkan asas Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Jati diri bangsa sekarang ini telah luntur, sehingga timbul perilaku amoral yang merugikan orang lain dan membuat semakin terpuruknya negeri ini.

Selain lingkungan keluarga dan sekolah yang juga menanamkan etika, moral, dan akhlak ada pula lingkungan masyarakat. Anak akan tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat. Ada 5 pranata sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat, salah satunya yaitu pranata moral dan etika. Pranata moral dan etika bertugas untuk mengurusi dan penyikapan nilai seseorang dalam pergaulan masyarakat. Dengan demikian peranan masyarakat dalam penanaman etika, moral, dan akhlak pada diri seseorang sangat berpengaruh.

Yang terakhir adalah peran pemerintah. Pemerintah harus tanggap dan sigap terhadap permasalahan moral para generasi muda yang semakin menurun. Melalui Kementerian Pendidikan Nasional, pemerintah harus mengkaji dan menelaah serta memberikan kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan moralitas generasi muda. Agar tujuan yang diharapkan akan tercapai dan menghasilkan keluaran sumber daya manusia yang bermutu, berbudi luhur dan beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Karena pribadi yang terdidik secara moral adalah pribadi-pribadi yang telah belajar dan siap untuk bertindak dengan cara-cara tertentu, sekaligus sadar dan bangga akan segala nilai dan tindakan-tindakannya (Cheppy Haricahyono, 1995:360)


Sumber :
http://nurahmanclass3o.blogspot.com/2014/01/pengaruh-globalisasi-terhadap-perilaku.html
http://bethidianparamita.blogspot.com/2013/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Previous
Next Post »